Kabarjatimnews.id || Pacitan — Festival Rawat Jagat ke-4 Tahun 2025 resmi digelar di halaman Pendopo Kabupaten Pacitan pada Sabtu (22/11). Kegiatan budaya tahunan ini mengusung tema “Sluman Slumun Slamet”, dengan melibatkan sekitar 500 peserta dari berbagai elemen masyarakat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Perwira Seksi Personalia (Pasipers) Kodim 0801/Pacitan, Lettu Cke Misrum, bersama jajaran Forkopimda, perwakilan Dinas Pariwisata Jawa Timur, pimpinan pondok pesantren, para pimpinan perangkat daerah, camat, serta kepala desa dan lurah se-Kabupaten Pacitan.
Festival dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah, melalui prosesi pemecahan kendi pratolo berisi air bunga sebagai simbol doa dan permohonan keselamatan. Tradisi tersebut mencerminkan makna tema Sluman Slumun Slamet, yaitu ajakan untuk berhati-hati dalam bertindak, bekerja secara teratur, serta optimis dalam meraih keberkahan dan keselamatan.
Dalam sambutannya, Wabup Gagarin menegaskan bahwa tema tahun ini sarat dengan nilai kearifan lokal yang dapat menjadi pedoman bagi masyarakat dalam menjaga budaya sekaligus membangun karakter daerah.
“Festival ini bukan sekadar hiburan, namun menjadi ruang pelestarian budaya, peduli lingkungan, dan penguatan ekonomi kreatif masyarakat Pacitan,” ujar Wabup saat membacakan sambutan Bupati Pacitan.
Festival Rawat Jagat tahun ini menampilkan beragam rangkaian kegiatan, mulai dari parade budaya, pentas seni tradisional, lokakarya, hingga bazar produk unggulan UMKM lokal. Keterlibatan generasi muda dalam berbagai penampilan seni menjadi salah satu sorotan positif kegiatan ini.
Pasipers Kodim 0801/Pacitan, Lettu Cke Misrum, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan festival serta antusiasme masyarakat, khususnya kaum muda yang turut memeriahkan acara.
“TNI mendukung penuh kegiatan seperti ini. Festival Rawat Jagat adalah upaya nyata dalam menjaga kelestarian budaya sekaligus keseimbangan hubungan antara manusia dan alam,” ujarnya saat ditemui pada Minggu (23/11/2025).
Festival Rawat Jagat ke-4 Tahun 2025 diharapkan tidak hanya menjadi agenda tahunan, melainkan mampu memperkuat identitas budaya, memperluas ruang edukasi tradisi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Pacitan.
“Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi pemantik semangat generasi muda dalam menjaga warisan leluhur, sekaligus menciptakan karya budaya yang berdaya saing,” tambah Lettu Misrum. (*)
Posting Komentar
0Komentar