Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, drg. Nur Farida, mengungkapkan bahwa penyebab utama kematian bayi di daerah ini adalah berat badan lahir rendah (BBLR) serta asfiksia, yakni gangguan pernapasan saat lahir.
"Sebagian besar bayi yang meninggal saat atau setelah dilahirkan mengalami kondisi BBLR dan asfiksia," jelas drg. Farida pada Kamis (20/3/2025).
Sebagai langkah preventif, Dinkes Pacitan berencana memperkuat sinergi dengan fasilitas kesehatan serta tenaga medis. Upaya strategis tersebut mencakup penyediaan sarana dan prasarana di setiap puskesmas hingga rumah sakit daerah (RSUD), guna mengantisipasi kehamilan risiko tinggi.
“Seluruh fasilitas kesehatan telah dibekali alat dan perlengkapan yang sesuai standar penanganan kehamilan dan persalinan berisiko,” tambahnya.
Tak hanya itu, petugas kesehatan juga dibekali pelatihan khusus dalam mendeteksi risiko kehamilan dan menangani bayi dengan gejala gangguan pernapasan maupun berat badan rendah sejak dini.
Dinkes menekankan pentingnya pemeriksaan rutin bagi ibu hamil guna memantau kesehatan dan mendeteksi potensi komplikasi sedini mungkin. Diharapkan, dengan langkah ini, angka kematian bayi di Pacitan terus menurun dan pada akhirnya mencapai nol kasus.(Bbg)
Posting Komentar
0Komentar